Rabu, 04 Juni 2014

MENYUSUN KALIMAT TANTANGAN, VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN MANAJEMEN BERBASISI SEKOLAH



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam implementasi MBS adalah perencanaan. Perencanaan merupakan titik tolak pengembangan sekolah ke depan. Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber-sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam rencana pengembangan sekolah, sekolah harus mempertimbangkan dan memperhatikan peluang, ancaman dari lingkungan eksternal, memperhatikan kekuatan serta kelemahan internal.

Sebuah RPS yang baik memiliki beberapa tahapan yang hierarkis, sistematis, dan jelas. Penyusunan RPS bertujuan agar sekolah dapat mengetahui secara rinci tindakan-tindakan yang harus dilakukan sehingga tujuan, kewajiban, dan sasaran pengembangan sekolah dapat dicapai. Dalam RPS, semua program dan kegiatan pengembangan sekolah mestinya sudah memperhitungkan harapan-harapan para pemangku-kepentingan dan kondisi nyata sekolah. Oleh sebab itu, proses perumusan RPS harus melibatkan semua pemangku-kepentingan (stakeholder).
Dalam manual RPS yang diterbitkan oleh DBE1 (2006) dinyatakan bahwa ada empat tahap penyusunan RPS. Mengidentifikasi tantangan, melakukan analisis tantangan, melakukan penyusunan program dan menyusun rencana biaya dan pendapatan (RAPBS).
Penjelasan lebih rinci lagi tentang penyusunan RPS disajikan dalam MPMBS (Depdiknas, 2002). Penyusunan RPS terdiri atas sembilan tahap, yaitu visi sekolah, misi sekolah, tujuan pengembangan sekolah, tantangan nyata yang harus dihadapi sekolah, identifikasi fungsi-fungsi yang berperan penting dalam pencapai sasaran, analisis SWOT, identifikasi alternatif langkah untuk mengatasi kelemahan dan acaman dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki sekolah, dan rencana dan program sekolah yang dikembangkan dari alternatif yang terpilih guna mencapai sasaran yang ditetapkan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Rencana Pengembangan Sekolah yang meliputi cara menyusun kalimat tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran Manajemen Berbasis Sekolah.

B.       Rumusan Masalah
1.        Bagaimana merumuskan kalimat tantangan sekolah ?
2.        Bagaimana merumuskan kalimat visi sekolah ?
3.        Bagaimana merumuskan kalimat misi sekolah ?
4.        Bagaimana merumuskan kalimat tujuan sekolah ?
5.        Bagaimana merumuskan kalimat sasaran sekolah ?
6.        Bagaimana contoh keterkaitan perumusaan contoh kalimat tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah?

C.      Tujuan
1.      Menjelaskan kalimat tantangan sekolah.
2.      Menjelaskan kalimat visi sekolah.
3.      Menjelaskan kalimat misi sekolah.
4.      Menjelaskan kalimat tujuan sekolah.
5.      Menjelaskan kalimat sasaran sekolah.
6.      Merumuskan contoh kalimat tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah.










BAB II
PEMBAHASAN
A.      Tantangan

1.        Pengertian
Menurut KBBI, tantangan adalah hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
Menurut Muhammad Syaifuddin, tantangan merupakan kesenjangan (gap) antara tujuan yang ingin dicapai sekolah dengan kondisi sekolah saat ini. Tantangan harus “diatasi” selama kurun waktu tertentu.
Jadi, tantangan adalah selisih antara hasil yang diharapkan di masa yang akan datang. Tantangan juga dapat diartikan sebagai selisih (ketidak sesuaian) antara output sekolah saat ini dan output sekolah yang diharapkan di masa yang akan datang (tujuan sekolah).
2.        Karakteristik Tantangan
Karakteristik tantangan sekolah:
a.       Sesuai dengan kenyataan di masyarakat.
b.      Bersifat dinamis atau dapat berubah sewaktu˗waktu.
c.       Fleksibel atau sesuai dengan perkembangan jaman dan IPTEKS.
d.      Berisi tentang harapan masa depan.
3.        Fungsi Tantangan
Fungsi tantangan sekolah:
a.         Sebagai pedoman dalam merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah.
b.        Untuk mengetahui masalah yang dihadapi sekolah.
c.         Sebagai pedoman untuk menjadikan sekolah yang efektif.
4.        Mengindentifikasi Tantangan Nyata Sekolah
Karena tantangan merupakan  selisih (ketidak sesuaian) antara output sekolah saat ini dan output sekolah yang diharapkan di masa yang akan datang (tujuan sekolah). Besar kecilnya ketidak sesuaian antara output sekolah saat ini (kenyataan) dengan ouput sekolah yang diharapkan (idealnya) di masa yang akan datang memberitahukan besar kecilnya tantangan kualitas.
Contoh tantangan :
a.       Pada hasil prestasi akademik dan non akademik. Jika saat ini sekolah baru mencapai juara ketiga pada LKIR tingkat kabupaten, sedangkan tujuan sekolah ingin mencapai juara pertama, maka tantangan yang dihadapi sekolah adalah “dua peringkat”, yaitu dari juara ketiga menjadi juara pertama.
b.      Strategi yang memperhatikan kondisi sekolah/ organisasi saat ini, khususnya kekuatan dan peluang yang dapat digunakan. Misalnya: sebuah sekolah yang berada pada lingkungan masyarakat yang secara sosial ekonomi sangat bagus, sementara anggaran pemerintah belum bagus, merumuskan strategi untuk mencapai tujuan sekolah adalah “menggalang partisipasi orang tua dan masyarakat”Juara lomba karya ilmiah remaja sekolah saat ini berperingkat nomor 4 se kabupaten dan diharapkan akan meningkat menjadi peringkat nomor 1, maka besarnya tantangan adalah 1-4 = -3 (kurang 3).
c.       Contoh tantangan efektifitas: dari 300 siswa yang ikut EBTANAS, yang lulus 270 siswa, sehingga tantangannya adalah 30 siswa atau 10 persen yaitu berasal dari 30 siswa dibagai 300 siswa.
Output sekolah saat ini dapat dengan mudah diidentifikasi, karena tersedia datanya. Cara mengindetifikasi output sekolah yang diharapkan, sehingga output yang diharapkan tersebut cukup realistis yaitu dengan melakukan analisis prakiraan (forecasting) lengkap dengan asumsi-asumsinya untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang diharapkan di masa depan.
5.        Kategori Tantangan
 Pada umumnya, tantangan sekolah bersumber dari output sekolah yang dapat dikategorikan menjadi empat yaitu kualitas, produktivitas, efektivitas, dan efesiensi.
a.         Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau tersirat. Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksud adalah kualitas output sekolah yang bersifat akademik (misal; NEM dan LKIR) dan non akademik (misal; olah raga dan kesenian). Mutu output sekolah dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input dan proses persekolahan.
b.        Produktivitas adalah perbandingan antara output sekolah dibanding input sekolah. Baik output maupun input sekolah adalah dalam bentuk kuantitas. Kuantitas input sekolah, misalnya jumlah guru, model sekolah, bahan, dan energi. Kuantitas output sekolah, misalnya; jumlah siswa yang lulus sekolah setiap tahunnya. Contoh produktivitas, misalnya, jika tahun ini sebuah sekolah lebih banyak meluluskan siswanya dari pada tahun lalu dengan input yang sama (jumlah guru, fasilitas, dsb.), maka dapat dikatakan bahwa tahun ini sekolah tersebut lebih produktif dara pada tahun sebelumnya.
c.         Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas sama dengan hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan. Misalnya, NEM idealnya berjumlah 60, namun NEM yang diperoleh siswa hanya 45, maka efektivitasnya adalah 45 : 60 = 75%.
d.        Efisiensi dapat diklarifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efesiensi eksternal. 
1)      Efisiensi internal menunjuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input  (sumber daya) yang digunakan untuk memproses/ menghasilkan output sekolah. Efesiensi internal biasanya diukur dengan biaya – efektivitas. Setiap penilaian biaya-efektifitas selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian ekonomik untuk mengukur biaya masukan (input) dan penilaian hasil pembelajaran (prestasi belajar, lama belajar, angka putus ekolah). Misanya jika dengan biya yang sama, tetapi NEM tahun ini lebih baik dari pada NEM tahun lalu, maka dapat dikatan bahwa tahun ini sekolah yang bersangkutan lebih efisien secara internal dari pada tahun lalu. 
2)      Efesiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungn kumulatif (individual, sosial, ekonomik, dan non-ekonomik) yang didapat setelah pada kurun waktu yang panjang di luar sekolah. Analisis biaya-manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efesiensi eksternal. Misalnya, dua sekolah SLTP 1 dan SLTP 2 dengan menggunakan biaya yang sama setiap tahunnya. Akan tetapi, lulusan SLTP 1 mendapat upah yang lebih besar dari pada lulusan SLTP 2 setelah mereka bekerja. Oleh karena itu dapat diktakan bahwa SLTP 1 lebih efisien secara eksternal dari pada SLTP 2.

B.       Visi
1.        Pengertian
Visi dan misi satuan pendidikan dirumuskan untuk memenuhi harapan pihak pemangku kepentingan (stakeholders) dari sekolah yang kita kelola.
Menurut KBBI, visi adalah pandangan atau wawasan ke depan.
Menurut Nanang Fattah dan Muhammad Ali, visi adalah harapan dan keinginan semua pihak yang terlibat dalam organisasi. Visi harus memberikan gambaran yang jelas, tentang masa depan yang diinginkan termasuk tantangannya yang harus memenuhi kebutuhan siswa.
Menurut Depdiknas tahun 2001, visi sekolah adalah gambaran kualitas pendidikan di tingkat sekolah yang diinginkan di masa depan.
Menurut Mohammad Syaifuddin, visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang.  Visi merupakan wawasan yang menjadi sumber arahan bagi madrasah dan digunkan untuk memandu perumusan misi madrasah. Dengan kata lain, visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana madrasah akan dibawa.
Menurut Depdiknas tahun 2002, visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa visi adalah gambaran kualitas pendidikan yang diinginkan oleh sekolah agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Gambaran masa depan  (visi) tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu undang-undang pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintahannya, khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai jenjang dan jenis sekolahnya dan sesuai dengan profil sekolah yang bersangkutan. Visi sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional, tetapi sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang dilayani. Tujuan pendidikan nasional sama, tetapi profil sekolah khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani sekolah tidak selalu sama. Oleh karena itu, dimungkinkan sekolah memiliki visi yang tidak sama dengan sekolah lain, asalkan tidak keluar dari koridor nasional, yaitu tujuan pendidikan nasional.
Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang filosofis (berdasarkan filsafat). Seringkali memiliki aneka tafsir dan setiap orang dapat menafsirkan secara berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan perselisihan dalam implementasinya. Bahkan jika terjadi penggantian pimpinan sekolah maka kepala sekolah yang baru tidak jarang memberi tafsir yang berbeda dengan kepala sekolah sebelumnya. Kepala sekolah sebagai visioner, haruslah bersikap bijak dalam memberikan tafsir. Oleh karena itu, agar tidak memberikan tafsir yang berbeda, visi itu sebaiknya diberikan penjelasan berupa indikator-indikator (penanda-penanda) apa yang dimaksudkannya.
2.        Krakteristik Rumusan Visi Sekolah
Suatu visi akan menjadi realistik, dapat dipercaya, menyakinkan, serta mengandung daya tarik, maka dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua stakeholders. Selain keterlibatan semua pihak, visi perlu secara intensif dikomunikasikan kesemua anggota organisasi sehingga mereka merasa sebagai pemilik visi tersebut. Selain itu visi dibuat dalam kalimat yang singkat agar mudah diingat dan dijadikan komitmen. Maka dari itu dalam merumuskan visi sekolah, sebaiknya memiliki karakteristik sebagai  berikut:
a.       Berorientasi ke masa depan (jangka waktu yang lama).
b.      Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
c.       Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai.
d.      Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat, dan komitmen warga sekolah dan sekitarnya.
e.       Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah ke arah yang lebih baik.
f.       Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah
Sedangkan karakteristik rumusan visi sekolah yang baik yaitu :
a.    Menggambarkan kita mau jadi apa, dan dari bersifat menantang, yaitu rumusan visi mengandung pernyataan yang menantang dan ideal, tetapi bukan berarti tidak bisa dicapai;
b.    Jelas, sehingga tidak menimbulkan pada interpretasi yang bertentangan;
c.    Mudah diingat, oleh sebab itu  dirumuskan dengan beberapa kata saja dan tidak boleh lebih dari 20 - 25 kata;
d.   Memuat pernyataan yang menyatakan kemampuan dan memberdayakan;
e.    Memuat nilai sekolah atau yayasan;
f.     Akan lebih baik apabila bisa digambarkan secara visual;
g.    Menuntut respon semua orang;
h.    Mampu menjadi petunjuk yang melibatkan semua orang yang tindakannya bisa diukur setiap hari; dan
i.      Memperhatikan kebutuhan peserta didik yang hasilnya dapat diukur dari tindakan dan prestasi siswa.
3.        Fungsi Visi
Fungsi visi yaitu:
a.       Sebagi sumber informasi inspirasi
Untuk menginspirasi para guru, pengembangan visi harus melibatkan semua unsur sekolah.
b.      Sebagai acuan bagi para pembuat keputusan.
c.       Memungkinkan semua orang di sekolah menemukan nilai-nilai umum untuk memusatkan energi dalam mencapai kemajuan yang didinginkan.
Tiga fungsi tersebut tidak berlaku begitu saja, jadi diperlukan waktu untuk mengembangkannya dan untuk memicunya, tim majemen sekolah perlu untuk:
a.       Menampilkan visi itu;
b.      Mengkomunikasikan visi itu dalam berbagai aspek kerja dari sekolah;
c.       Merancang tujuan yang jelas, yang berhubungan dengan visi dan menunjukan bagaimana hubungan antara tujuan tadi dengan pencapaian visi;
d.      Mewujudkan visi itu dalam tingkahlaku sehari-hari mereka sebagai sebuah tim.
Visi merupakan kendaraan untuk menggabungkan kekuatan dalam sebuah organisasi. Rumusan visi hendaknya singkat, langsung, dan menggambarkan akhir sekolah. 
4.        Cara Merumuskan Visi
Cara merumuskan visi sekolah menurut Depdiknas tahun 2001 yaitu :
a.         Pelajari visi pendidikan nasional
b.        Pelajari visi pendidikan provinsi
c.         Pelajari visi pendidikan daerah
d.        Berdasar visi tersebut rumuskan visi sekolah yang dapat tercapai dalam jangka waktu tertentu ke depan.
5.        Cara mengembangkan Visi Sekolah
Cara mengembangkan visi sekolah mengikuti langkahlangkah sebagai berikut:
a.       Pengungkapan visi (mempresentasikan ide visi)
Sebelum visi dikembangkan pimpinan sekolah harus mengungkapkan arti penting dari sebuah visi. Staf dan siswa harus memahami manfaat dari sebuah visi.
b.      Pernyataan visi (menggunakan kata-kata kunci)
Sebelum meramu suatu visi dalam suatu kalimat, mintalah seluruh staf untuk menulis kata yang mewakili visi mereka. Lalu, ide-ide itu dikategorikan. Diambil ide terbanyak yang mewakili visi seluruh komponen sekolah yang terbanyak.
c.       Gambar visi (memperoleh gambaran komponennya)
Pada rapat-rapat berikut, mintalah staf membentuk kelompok kerja, lalu menggunakan kata-kata yang telah dipilih pada pertemuan sebelumnya untuk melengkapi pernyataan tertentu.
d.      Memasukan nilai dalam visi
Menggunkan proses yang sama, seperti pada langkah 2. Ingatlah, nilai merupakan gambaran dari apa yang seharusnya dicapai. Mintalah bantuan stakeholder untuk menambahkan ide pada daftar.
e.       Mengusulkan suatu visi: pernyataan
Cara terbaik untuk tahap ini dengan melewati dua bagian, yaitu:
1)      Sebuah gambaran yang jelas tentang respons tim manajemen terhadap kalimat sekitar 5-25 kata yang menyatukan visi ini,
2)      Setelah itu setiap orang diminta untuk memeriksa ulang dan menyempurnakannya sebelum batas waktu yang ditentukan terlewati.
f.       Penyetujuan visi
Setelah ada masukan dari anggota lain. Tim manajemen sekolah membuat dokumen tentang pernyataan visi ini, masukan juga seluruh penyempurnaan untuk pernyataan itu. Mintalah seluruh staf untuk menandatangani dokumen ini sebagai tanda persetujua mereka terhadap visi sekolah itu.
6.        Contoh Visi Sekolah
Dari pernyataan tentang perumusan visi di atas, maka visi yang akan diajukan harus sesuai dengan kondisi sekolah. Berikut adalah contoh visi sekolah :
a.       Sekolah yang terletak di kota besar, peserta didiknya berasal dari keluarga mampu berpendidikan tinggi yang memiliki harapan anaknya menjadi orang hebat, lulusannya melanjutkan ke sekolah favorit yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya: UNGGUL DALAM PRESTASI, BERAKHLAQUL KARIMAH, TERAMPIL DAN MANDIRI.
b.      Sekolah yang terletak di perkotaan, mayoritas peserta didiknya berasal dari keluarga mampu dan hampir seluruh lulusannya ingin melanjutkan ke  sekolah yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya: UNGGUL DALAM PRESTASI BERDASARKAN IMTAQ, TERAMPIL DAN MANDIRI.
c.       Sekolah yang terletak di daerah pedesaan yang umumnya tidak maju dari sekolah di perkotaan dan banyak peserta didiknya tidak melanjutkan ke sekolah faforit/ berprestasi, dapat merumuskan visinya: TERDIDIK,  TERAMPIL, DAN MANDIRI BERDASARKANIMAN/ TAQWA.
d.      Sekolah yang terletak di daerah pinggiran kota (urban) yang umumnya tingkat kemajuannya menengah dibanding sekolah di perkotaan atau pedesaan; masyarakatnya pekerja, lingkungannya abangan, perilaku moral rendah, dan banyak peserta didiknya tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya: BERAKHLAQUL KARIMAH MANDIRI DAN TERAMPIL BERDASARKAN IMTAQ.     
Keempat visi di atas, sama-sama benar sepanjang masih dalam koridor tujuan pendidikan nasional. Tentu saja, perumusan visi harus disesuaikan dengan tujuan dari setiap jenjang dan jenis sekolah sebagaimana dituliskan dalam peraturan pemerintah.

C.      Misi
1.        Pengertian
Menurut Nanang Fattah dan Muhammad Ali, misi adalah pernyataan tentang tujuan yang diekspresikan dalam bentuk produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai˗nilai yang dapat diperoleh, serta cita˗cita di masa depan.
Menurut Depdiknas tahun 2001, misi sekolah adalah tindakan untuk merealisasikan visi yang telas dirumuskan.
Menurut Mohammad Syaifuddin halaman 25, misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Oleh karenanya, misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
Jadi misi adalah misi sekolah adalah tindakan untuk merealisasikan visi yang telas dirumuskan.
Komponen-komponen misi harus merupakan sebuah keyakinan yang dinyatakan dan dilaksanakan oleh sekolah dan bukan sebuah simbol semata tanpa memiliki arti. Misi sangat penting peranannya dalam perumusan tujuan sekolah, di mana setiap sekolah harus mempunyai tujuan dan sasaran yang dinyatakan dengan tegas, daya tariknya akan tampak sehingga mendorong pihak-pihak terkait untuk turut serta dalam proses pencapaiannya. Sehingga rumusan misi harus merupakan komitmen dari semua pihak yang berkepentingan (stakeholder). Misi dibuat untuk jangka 3-5 tahun dan dapat diubah jika terjadi perubahan penting dalam lingkungan.
2.        Cara Merumuskan Misi
1.      Pelajari visi sekolah
2.      Rumuskan tindakan untuk mencapai visi sekolah
3.        Karakteristik Misi
a.         Menggambarkan upaya mewujudkan visi
b.        Menunjukan arah dan tujuan organisasi
c.         Menunjukkan output organisasi, baik pelayanan, jasa, maupun produk
d.        Menunjukkan sifat tugas, seperti: koordinasi, pengaturan, pembinaan, atau pengawasan.
e.         Misi sebaiknya menggunakan kalimat yang jelas, ringkas, mengesankan, mudah dipahami, dorongan memaksa, dan menonjolkan pelayanan.

4.        Fungsi Misi
Fungsi merumuskan misi sekolah yaitu:
a.       Sebagai acuan dalam merumuskan tujuan
b.      Sebagai tindakan nyata untuk mencapai visi
c.       Merupakan komitmen dari semua pihak yang berkepentingan atau stakeholder
d.      Alat untuk mengarahkan perumusan strategi dan pelaksanaan
e.       Sebagai motivasi dan pembangkit semangat kebersamaan dalam organisasi
5.        Merumuskan Misi Sekolah
Rumusan misi, antara lain:
a.       Meyakini kebenaran dan ketetapan visi
b.      Mengkaji dan menganalisis dengan teliti kelengkapan tugas organisasi
c.       Melibatkan semua satuan kerja/ bagian organisai
d.      Menerjemahkan visi organisasi pada kurun waktu tertentu
e.       Merumuskan dengan pernyataan spesifik dan tegas
f.       Menyatakan secara tertulis
g.      Memuat hal˗hal yang bersifat pokok˗pokok
h.      Setiap level organisasi dalam suatu organisasi harus memiliki misi yang berbeda
i.        Misi organisasi/ sekolah harus mengacu pada lembaga yang di atasnya/ penyelenggaraan.
Dalam merumuskan misi harus mempertimbangkan tugas pokok sekolah dan kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi sekolah antara lain:
a.       Pernyataan misi sekolah harus menunjukan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh sekolah.
b.      Rumusan misi sekolah selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi.
c.       Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara indikator visi dengan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara jelas.
d.      Misi sekolah menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan pada masyarakat (siswa).
e.       Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi sekolah.
f.       Misi harus mampu menggambarkan berbagai kepercayaan dan nilai˗nilai yang dianut oleh sekolah/ madrasah.
g.      Statement misi harus berorientasi ke masa depan dan mampu menggambarkan sekolah/ madrasah pada masa yang akan datang dengan berpijak pada apa yang telah ada.
h.      Statement misi harus fokus pada pencapaian visi.
i.        Statement misi merupakan statement yang singkat dan padat tidak lebih dari dua kalimat.
Bryson (dalam Nanang Fattah dan Mohammad Ali, 2006: 6.18) merumuskan langkah-langkah dalam proses perumusan misi yang dapat dijalankan adalah sebagai berikut:
a.       Tunjuklah satu orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan semua pesan, hasrat, keinginan, baik formal maupun informal yang dihadapi oleh organisasi.
b.      Kelompok membuat analisis mengenai semua pihak yang terkait dengan organisasi.
c.       Sesudah dianalisis oleh pihak-pihak yang terkait selesai maka tiap anggota mengisi formulir misi dengan rumusan masing-masing, kemudian disulkan dengan diskusi kelompok.
d.      Apa yang dirumuskan oleh kelompok tadi harus sudah merupakan rencana misi.
e.       Kalau pernyataan misi sudah disepakati, pernyataan ini harus dipegang dan dipergunakan sebagai acuan dan petunjuk dalam mengidentifikasi isu-isu strategis, merumuskan strategi yang efektif, menyiapkan visi keberhasilan, dan dapat memecahkan konflik antara kelompok.
f.       Segera setelah rumusan akhir diacapai akan ditetapkan, misi itu hars disosialisasikan kepada semua anggota organisasi.
Untuk memahami berbagai rumusan misi apakah sesuai dengan tidak dengan visinya dan memenuhi karakteristik misi yang baik atau tidak maka harus sering mengamati, mengkaji dan bila perlu mencoba melatih diri untuk merumuskannya. Manajer sekolah yang handal akan banyak dituntut untuk mampu mengkaji, meneliti, dan merealisasi misi dalam praktik nyata secara meyakinkan sehingga cita-cita sekolah dapat tercapai secara memuaskan.

D.      Tujuan
1.        Pengertian Tujuan
Menurut KBBI, tujuan adalah arah atau haluan.
Menurut Mohammad Syaifuddin, tujuan adalah tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah yang telah dicanangkan.
Menurut Yayasan Trisakti dalam http//carapedia.com/pengertian ̠definisi ̠tujuan ̠info2100.html, tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan polotik, prosedur, anggaran serta penentuan program.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan sekolah merupakan apa” yang akan dicapai/ dihasilkan oleh sekolah yang bersangkutan dan kapan” tujuan akan dicapai. Jika visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang panjang, tujuan dikaitkan dengan jangka waktu yang pendek, yaitu kurang lebih 3 sampai dengan 5 tahun. Dengan demikian, tujuan pada dasarnya merupakan tahapan wujud sekolah menuju visi yang telah dicanangkan.
Jika visi merupakan gambaran sekolah di masa depan secara utuh (ideal), tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu 3 sampai dengan 5 tahun mungkin belum seideal visi atau belum selengkap visi. Dengan kata lain, tujuan dapat terwujud sebagian dari visi.
2.        Karakteristik Tujuan
Karakteristik merumuskan tujuan, diantaranya:
a.    Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan visi dan misi.
b.    Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi misi, program dan sub program organisasi.
c.    Tujuan akan menjangkau hasil-hasil penilaian lingkungan internal/ eksternal dan yang diprioritaskan serta mungkin dikembangkan dalam merespon isu-isu strategi.
d.   Tujuan cenderung tidak berubah kecuali terjadi penggeseran lingkungan atau dalam hal isu strategic hasil yang diinginkan telah tercapai.
e.    Tujuan biasanya secara relative berjangka panjang, yaitu sekurang-kurangnya tiga tahun atau lebih.
f.     Tujuan harus mengatasi kesenjangan antara tingkat pelayanan saat ini dengan yang diinginkan.
g.    Tujuan mengambarkan hasil program.
h.    Tujuan menggambarkan arah yang jelas dari organisasi, program dan sub program, tetapi belum menetapkan ukuran-ukuran spesifik atau strategi.
i.      Tujuan harus menantang.
3.        Fungsi Tujuan
Fungsi merumuskan tujuan sekolah yaitu:
a.       Sebagai tahapan wujud sekolah menuju visi yang telah dicanangkan.
b.      Untuk menjelaskan apa yang ingin dicapai dalam upaya pengembangan sekolah pada kurun waktu menengah (misalnya dalam kurun waktu 3˗5 tahun).
c.       Sebagai acuan dalam menyusun sasaran.


4.        Merumuskan Tujuan
Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi sekolah. Perumusan tujuan akan strategi atau perlakuan, arah kebijakan dan program suatu sekolah. Oleh karena itu perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih spesifik dan akuntabel.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan sekolah, antara lain:
a.    Tujuan sekolah harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel (dapat diukur).
b.    Tujuan sekolah merupakan penjabaran dari misi, oleh karena itu tujuan harus selaras dengan visi dan misi.
c.    Tujuan sekolah menyatakan kegiatan khusus apa yang akan disesaikan dan kapan diselesaikannya.
Teknik penulisan tujuan harus dinyatakan dalam kalimat yang disusun dengan metode SMART yang merupakan kepanjangan dari Specific, Measurable, Attainable, Responsible, Time frame.
a.    Specific artinya bahwa kalimat tujuan harus mampu diukur.
b.    Measurable berarti bahwa pernyataan tujuan mampu untuk dicapai dengan mendasarkan pada sumber daya yang ada.
c.    Attainable ,
d.   Responsible berarti bahwa pernyataan dalam tujuan memiliki penanggung jawab.
e.    Time frame berarti tujuan harus memiliki kerangka waktu pencapaian.

E.       Sasaran/ Tujuan Situasional
1.        Pengertian Sasaran
Menurut Mohammad Syaifuddin, sasaran (tujuan situasional) adalah tujuan yang dirumuskan dengan memperhitungkan tantangan yang dihadapi sekolah. Sasaran dapat disebut juga juga tujuan jangka pendek (misalnya satu tahun).
Menurut KBBI, sasaran sesuatu yang menjadi tujuan.
Menurut Depdiknas tahun 2002, sasaran ialah penjabaran tujuan. Sasaran harus mengandung peningkatan baik mutu, produktivitas, efektivitas, maupun efisiensi. Sasaran sebaiknya dibuat satu tahun ajaran.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sasaran adalah penjabaran tujuan, yaitu suatu yang akan dihasilkan/ dicapai oleh sekolah dalam jangka waktu lebih singkat dibanding tujuan sekolah. Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif, maka sasaran harus dibuat spesifik, terukur, jelas kriterianya, dan disertai indikator-indikator yang rinci dan mengacu pada visi, misi dan tujuan sekolah.
2.        Karakteristik Sasaran
Karakteristik sasaran yang baik yaitu:
a.       Sasaran merupakan tujuan jangka pendek (misalnya 1 tahun).
b.      Sasaran mengandung peningkatan baik peningkatan kualitas, efektivitas, produktivitas, maupun efisiensi.
c.       Prioritas harus dipertimbangkan sungguh-sungguh
d.      Sasaran harus dibuat secara spesifik.
e.       Kriteria sasaran harus jelas dan disertai indikator-indikator yang rinci.
f.       Sasaran didasarkan pada tantangan, visi, misi dan tujuan.
3.        Fungsi Sasaran
Fungsi merumuskan sasaran bagi sekolah yaitu:
a.       Sebagai arah dalam mencapai tujuan jangka pendek.
b.      Sebagai target mutu yang akan dicapai sekolah.
c.       Sebagai gambaran mutu dan kuantitas yang ingin dicapai dan terukur agar mudah melakukan evaluasi keberhasilannya.
4.        Merumuskan Sasaran (Tujuan Situasional)
Berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi sekolah, maka dirumuskanlah sasaran/ tujuan situasional yang akan dicapai oleh sekolah. Meskipun sasaran dirumuskan berdasarkan atas tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah, namun perumusan sasaran tersebut harus tetap mengacu pada visi, misi dan tujuan sekolah merupakan sumber pengertian (sumber referensi) bagi perumusan sasaran sekolah. Karena itu, sebelum merumuskan sasaran sekolah yang akan dicapai, setiap sekolah harus memiliki visi, misi dan tujuan sekolah.
Sasaran sebaiknya hanya untuk waktu yang relatif pendek, misalnya untuk satu tahun ajaran. Dengan demikian sasaran (misalnya untuk 1 tahun) pada dasarnya merupakan tahapan untuk mencapai tujuan jangka menegah (misalnya untuk jangka 3 tahun). Ketika menentukan sasaran, prioritas harus dipertimbangkan sungguh-sungguh. Jika tujuan yang telah dicanangkan mencakup 5 aspek, apakah kelimanya akan digarap pada tahun pertama, atau hanya beberapa saja. Hal itu sangat tergantung kondisi sekolah.
5.         Mengindentifikasi Fungsi-fungsi yang Diperlukan untuk Mencapai Sasaran
Setelah sasaran dipilih, maka langkah berikutnya adalah menindentifikasi fungsi-fungsi yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya. Fungsi-fungsi yang dimaksud, misalnya, fungsi proses belajar mengajar beserta fungsi-fungsi pendukungnya yaitu fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik sekolah, fungsi hubungan sekolah masyarakat, dan fungsi pengembangan fasilitas.
6.       Merumuskan Sasaran Mutu Baru
Untuk merumuskan sasaran yang baru, evaluasi  berguna untuk dijadikan alat bagi perbaikan  kinerja program yang akan datang. Namun yang tidak kalah pentingnya, hasil evaluasi merupakan masukan bagi sekolah dan orang tua peserta didik untuk merumuskan sasaran mutu baru untuk tahun yang akan datang. Jika dianggap berhasil, sasaran mutu dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang tersedia. Jika tidak, bisa saja sasaran  mutu tetap seperti sediakala, namun dilakukan perbaikan strategi dan mekanisme pelaksanaan kegiatan. Namun tidak tertutup kemungkinan, bahwa sasaran mutu diturunkan, karena dianggap terlalu berat atau tidak sepadan dengan sumberdaya pendidikan yang ada (tenaga, sarana dan prasarana) yang tersedia.
Setelah sasaran baru ditetapkan, kemudian dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui tingkat kesiapan masing-masing fungsi dalam sekolah, sehingga dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan informasi ini, maka langkah-langkah pemecahan persoalan segera dipilih untuk mengatasi faktor-faktor yang mengandung persoalan. Setelah ini, rencana peningkatan mutu baru dapat dibuat. demikian seterusnya.

F.       CONTOH RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH
Sekolah X merumuskan rencana pengembangan sekolah yang terdiri beberapa tahap yaitu:
1.        Tantangan Nyata Sekolah
Sekolah X melihat tantangan nyata pada saat ini yaitu berupa berkembangnya     IPTEKS yang belum diimbangi dengan pendidikan karakter. Banyak orang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, tetapi mereka tidak memiliki moral yang baik. Tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, disamping itu pendidikan juga harus dapat menciptakan manusia yang berkarakter. Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut mampu mengahasilkan lulusan yang cerdas secara intelektual dan baik secara moral.
2.        Visi Sekolah
Berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi sekolah X tersebut, maka dirumuskan suatu kalimat visi yaitu “BERKARAKTER KUAT DAN CERDAS”
Visi
Indikator
Berkarakter Kuat
Unggul dalam 18 nilai pendidikan karakter bangsa yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat /komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Cerdas
1.      Unggul dalam perolehan UASBN
2.      Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan di atasnya
3.      Unggul dalam berbagai lomba mapel
4.      Unggul dalam lomba kreativitas
5.      Unggul dalam lomba kesenian
6.      Unggul dalam lomba olahraga
7.      Unggul dalam penguasaan teknologi informasi
8.      Unggul dalam outcome

3.        Misi sekolah
1.      Melaksanakan pembiasaan berperilaku sesuai dengan nilai luhur bangsa yang berasal dari ajaran agama yang dianut dan nilai sosial budaya.
2.      Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
3.      Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
4.      Menyelenggarakan pembelajaran untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan aktif dalam memecahkan masalah.
5.      Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
6.      Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah (stakeholders).
7.      Menyelengarakan pembelajaran berbasis IT
4.        Tujuan Sekolah
a.       Pada tahun 2014 tercipta lingkungan sekolah yang kondusif bagi pembelajaran.
b.      Pada tahun 2014 semua siswa mampu menjalankan hak dan kewajiban di sekolah, rumah, dan masyarakat.
c.       Pada tahun 2014 rata-rata UASB N mencapai nilai minimal 7,0
d.      Pada tahun 2014 memiliki tim olahraga minimal 3 cabang dan mampu menjadi finalis tingkat nasional.
e.       Pada tahun 2014 memiliki tim kesenian yang mampu tampil pada acara berskala nasional.
f.       Pada tahun 2014 partisipasi stakeholder tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan.
g.      Pada tahun 2014 proporsi lulusan yang melanjutkan ke sekolah unggul minimal 50%.
h.      Pada tahun 2014 proporsi penggunaan IT dalam pembelajaran minimal 75%.
5.        Sasaran Sekolah
Pada akhir tahun ajaran 2013/ 2014 sekolah dapat;
a.       Membekali sekurang-kurangnya 95% peserta didik mampu mengamalkan ajaran agama yang dianut.
b.      Membekali 100% peserta didik mampu mengakses informasi yang positif dari internet.
c.       Membiasakan sekurang-kurangnya 95% peserta didik terbiasa sholat berjamaah bagi yang beragama islam.
d.      Membiasakan sekurang-kurangnya 95% semua warga sekolah bertindak sesuai dengan 18 nilai pendidikan karakter.
e.       Memperoleh nilai UN rata-rata 7,0.
f.       Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan yang bervariasi, inovatif, dan bermakna, di antaranya CTL dan inkuiri serta layanan bimbingan dan konseling.
g.      Meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler
h.      Mengembangkan kedisiplinan dariseluruh komponen madrasah (stake holder) untuk membentuk kepribadian yang tangguh dan kokoh sebagai dasar dalam setiap aktivitas serta sebagai aset madrasah.
i.        Meningkatkan jumlah peserta didik yang diterima di sekolah favorit/ unggul sekurang-kurangnya 75% dari jumlah yang lulus.
j.        Mampu menempatkan diri sebagai sekolah yang mengembangkan perdidikan berbasis ICT.






















BAB III
A.      Kesimpulan
Dalam mewujudkan sekolah yang memiliki kualitas yang baik perlu direncanakan merumuskan visi sekolah, misi sekolah, tujuan pengembangan sekolah, tantangan nyata yang harus dihadapi sekolah, dan identifikasi fungsi-fungsi yang berperan penting dalam pencapai sasaran. Perumusan visi, misi, tujuan dan program sekolah yang berkualitas akan menentukan gambaran masa depan sekolah yang di inginkan dan akan menjadi acuan sekolah dalam melakukan aktivitasnya sebagai lembaga pendidikan.
1.        Tantangan nyata yang harus diatasi sekolah, yaitu gambaran kesenjangan dari tujuan yang diinginkan dan kondisi sekolah saat ini.
2.        Visi sekolah merupakan gambaran sekolah yang diinginkan di masa mendatang (jangka panjang).
3.        Misi sekolah berisi tindakan/ upaya untuk mewujudkan visi sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.
4.        Tujuan pengembangan sekolah menjelaskan apa yang ingin dicapai dalam upaya pengembangan sekolah pada kurun waktu menengah, misalnya untuk 3-5 tahun.
5.        Sasaran pengembangan sekolah, yaitu apa yang diinginkan sekolah untuk jangka pendek, misalnya untuk satu tahun.

B.       Saran
1.        Perumusan tantangan nyata sekolah harus benar˗benar melihat kondisi saat ini dan prospek kondisi masa depan agar sesuai dengan harapan masyarakat.
2.        Seyogyanya perumusan visi disesuaikan dengan keadaan lingkungan dimana sekolah berada dan tantangan nyata yang ada.
3.        Misi sebaiknya dapat direalisasikan dalam bentuk tindakan nyata bukan hanya dijadikan sebagai pajangan sekolah.
4.        Sebaiknya tujuan pengembangan sekolah disesuaikan dengan apa yang ingin dicapai oleh sekolah dan selaras dengan tujuan pendidikan nasional.
5.        Perumusan sasaran seharusnya dicapai dalam jangka waktu 1 tahun, karena setelah jangka waktu tersebut sasaran akan diubah untuk menyesuaikan hal yang ingin dicapai.
6.        Perumusan rencana pengembangan sekolah mulai tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran hendaknya saling berkaitan agar dapat berjalan dengan selaras, seimbang, dan tercapai tujuan pembelajaran.

























STUDI KASUS
   Di sekolah Y pada tahun 2013 merumuskan rancangan pengembangan sekolah yang berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran yang sesuai dengan tantangan pada tahun tersebut.
Setelah berjalan satu tahun, tantangan nyata yang dihadapi sekolah berubah drastis. Sehingga rancangan pengembangan sekolah sudah tidak sesuai dengan tantangan yang ada. Apa yang perlu dilakukan oleh sekolah Y dalam menanggapi permasalahan tersebut?
Solusi yang ditawarkan yaitu:
1.      Sekolah Y mengubah visi, misi, tujuan dan sasaran yang sudah ada melalui tahapan˗tahapan dalam perencanaan pengembangan sekolah.
2.      Sekolah Y tidak mengubah visi, misi, tujuan dan sasaran tetapi menambahkan perumusan rencana pengembangan sekolah yang sesuai dengan tantangan yang ada.
3.      Sekolah Y tidak mengubah visi, misi, dan tujuan sampai akhir berlakunya visi, misi, dan tujuan dalam jangka waktu 3 tahun.















DAFTAR PERTANYAAN
1.      M. Faturrohman
Bagaimana agar tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah tidak hanya dijadikan pajangan saja?
Jawab:
Dalam perumusan tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah harus melibatkan stakeholder (pihak yang berkepentingan) sehingga semua warga sekolah dan stakeholder mempunyai rasa tanggungjawab untuk melaksanakan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah sesuai dengan yang direncanakan (Nani Wahyuni)
2.      Puguh Gita Januar
Apa yang mempengaruhi sehingga sekolah harus mengubah dan memodifikasi visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah?
Jawab:
Dasar untuk merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah adalah tantangan. Jadi, hal yang mempengaruhi suatu visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah perlu diubah apabila tantangan nyata sekolah berubah. (Tati Kurniati)
3.      Muh. Fatkhu Rohman A.
Bagaimana agar pelaksanaan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah di tengah perjalanan tidak terjadi penyelewengan terhadap  rencana awal?
Jawab:
Dalam perumusan tantangan, visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah harus melibatkan stakeholder (pihak yang berkepentingan) sehingga semua warga sekolah dan stakeholder mempunyai rasa memiliki (sense of belonge). (Meilyani Wiguna)




DARTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasisi Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direkrorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. 
Dewi Arianti. 2012. Makalah MBS Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Diakses melalui http://dewiariantiuin.blogspot.com/2012/07/makalah-mbs-visimisi-tujan-dan-sasaran.html  pada tanggal 25 Maret 2013.
Nanang Fattah dan H. Mohammad Ali. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muhammad Syaifuddin, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
SD Kedungdoro 308 Surabaya. 2012. Panduan Membuat Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah. Diakses melalui















2 komentar:

  1. Trimakasih sangat membantu bagi kami dalam menyusun visi dan misi sekolah

    BalasHapus